Metodologi Ilmu Ekonomi
Tuesday, 19 October 2010
0
comments
Ilmu ekonomi menaruh perhatian besar terhadap kemampuan memberi penjelasan dan prediksi atas gejala-gejala yang diamati. Misalnya, mengapa bila harga suatu barang naik, permintaan terhadapnya cenderung menurun. Selalukah demikian? Penjelasan dan prediksi ini berdasarkan teori-teori tertentu.
Teori adalah pernyataan atau sekumpulan pernyataan tentang sebab-akibat, aksi-reaksi.
Daya guna dan validitas sebuah teori diukur dari kemampuan dan keakuratannya menjelaskan dan memprediksi gejala-gejala yang diamati.
b. Model Ekonomi
Berdasarkan teori ekonomi, disusun model ekonomi yang merupakan pernyataan formal sebuah teori. Model ekonomi dapat dipresentasikan secara verbal (mengguna¬kan kata-kata), diagramatis, dan matematis. Model yang baik tidak harus sulit, yang hanya dimengerti oleh pars doktor/guru besar ekonomi. Model yang baik dilihat dari variabel yang digunakan. Variabel adalah ukuran yang nilainya dapat berubah dari waktu ke waktu dan dari observasi ke observasi. Dalam memilih variabel-variabel untuk model, kita harus memperhatikan prinsip Ockam Razor, yaitu detail-detail yang tidak relevan sebaiknya dikeluarkan dari model.
Contoh model ekonomi yang baik adalah Model Siklus Lingkaran Kegiatan Ekonomi atau Circular Flow of Economic Activity di bawah ini. Model ini menjelaskan bahwa kesibukan pabrik-pabrik, antrian panjang pekerja dan aktivitas ekonomi di dunia nyata sebenarnya hanya merupakan proses pertukaran sumber days yang dimiliki masyarakat (rumah tangga) dengan yang dimiliki sektor perusahaan (dunia usaha). Model ini dikatakan baik, sebab dengan menggunakan unsur-unsur sederhana kita mampu memahami dunia nyata.
Dari model Siklus lingkaran kegiatan ekonomi kita melihat interaksi sektor rumah tangga dan sektor perusahaan, sebagai berikut.
Sektor rumah tangga memberikan faktor produksi yang dibutuhkan dunia usaha untuk produksi, salah satunya adalah kesediaan untuk bekerja (tenaga kerja). Ter¬jadilah aliran penawaran faktor produksi (garis A). Atas faktor-faktor produksi yang diberikan, sektor perusahaan memberikan balas jasa, misalnya upah dan gaji, sehingga terjadilah aliran penerimaan sektor rumah tangga (garis B).
Faktor-faktor produksi yang dibeli sektor perusahaan diproses menjadi output berupa barang dan jasa, yang dijual ke sektor rumah tangga. Terjadilah arus barang dan jasa (garis Q. Selain tenaga kerja, faktor-faktor produksi lainnya yang dimiliki sektor rumah tangga adalah modal (diberi balas jasa berupa bungs atau dividen), dan tanah (diberi sewa).
Sektor rumah tangga membeli barang yang ditawarkan sektor perusahaan dengan menggunakan pendapatan mereka, terjadilah arus konsumsi barang dan jasa yang merupakan arus pendapatan perusahaan (garis D).
c. Metode Deduktif dan Induktif
Dunia nyata merupakan titik awal analisis ekonomi. Ada dua metode analisis untuk mengambil kesimpulan tentang dunia nyata, yaitu metode deduktif dan metode induktif.
Metode deduktif adalah metode pengambilan kesimpulan untuk hal-hal khusus berdasarkan kesimpulan yang bersifat umum. Misalnya secara umum disimpulkan bila harga suatu barang meningkat, permintaan terhadapnya menurun. Jadi, bila harga cabe meningkat maka permintaan terhadap cabe menurun.
Pada awalnya metodologi ilmu ekonomi adalah deduktif. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya metode ini tidak mampu lagi menjelaskan fenomena-fenomena ekonomi. Misalnya, berdasarkan teori¬nya Adam Smith (Klasik), perekonomian tidak akan pernah mengalami masalah besar dan berlarut-larut, karena ampuhnya mekanisme pasar. Tetapi Depresi Besar (Great De¬pression) yang melanda perekonomian dunia selama 1929-1933 mengubah kepercayaan itu. Metode deduktif patut dipertanyakan kembali. Sejak saat itu metode induktif (mengambil kesimpulan untuk hal-hal umum dari hal khusus), berkembang. Salah seorang ekonom yang dianggap merintis penggunaan metode induktif adalah John Maynard Keynes, ekonom Inggris yang menjadi bapak ilmu ekonomi makro. Dampak positif dari metode induktif adalah meningkatnya kegiatan penelitian ekonomi, yang telah menghasilkan pemahaman-pemahaman barn dalam ilmu ekonomi, baik mikro¬ekonomi maupun makroekonomi.
d. Ceteris Paribus dan Fallacy of Composition
Model ekonomi merupakan penyederhanaan realitas ekonomi, karenanya memi¬liki keterbatasan. Keterbatasan itu tercermin dalam istilah ceteris paribus yang bermakna faktor-faktor lain dianggap tetap. Maksudnya, dalam analisis ekonomi (hubungan dua variabel), harus disadari bahwa kesimpulan yang ditarik berdasarkan asumsi variabel-variabel lain dianggap tidak berubah.
Misalnya, ketika menyimpulkan bahwa permintaan terhadap jasa transportasi Bus Antar-Kota akan turun jika harga tiketnya naik, didasarkan pads asumsi bahwa harga tiket jasa transportasi alternatif (kereta api) tidak berubah. Bila harga tiket kereta api jugs naik, kesimpulannya belum tentu sama. Istilah fallacy of composition memiliki pengertian apa yang baik dalam skala kecil belum tentu baik dalam skala besar (keseluruhan). Misalnya hidup hemat sangat baik bagi individu, tetapi jika seluruh individu hidup hemat, maka permintaan agregat rendah dan pertumbuhan ekonomi pun rendah.
e. Ekonomi Positif dan Ekonomi Normatif
Dalam menjalankan tugas keilmuannya, ekonom Bering membandingkan dunia nyata dengan dunia ideal. Ketika mengamati kondisi nyata, pendekatan yang dilaku¬kan adalah ekonomi positif (positive economics). Pernyataan positif menerangkan ten-tang hal-hal yang akan terjadi dalam ekonomi. Oleh karena itu kebenaran pernyataan tersebut dapat dilihat dengan membandingkan isi pernyataan itu dengan peristiwa yang sebenarnya terjadi. Pernyataan: "Apabila produksi semen turun maka harganya akan naik" adalah contoh pernyataan positif.
Ekonom melihat apa yang terjadi dengan setiap kebijakan ekonomi yang dijalankan. Misalnya, ketika pemerintah memutuskan untuk melindungi industri mobil dalam negeri dengan penetapan tarif yang sangat tinggi, pemberian hak monopoli dan pembebasan pajak, para ekonom dapat melihat dampak positif dan negatifnya terhadap konsumen dalam negeri, penerimaan pemerintah dan efisiensi industri mobil.
Dalam membuat analisis tersebut ekonom tidak boleh mengambil sikap memihak. Bila ekonom mulai bertanya, bagaimana yang terbaik atau bagaimana yang seharusnya, maka yang digunakan adalah ekonomi normatif (normative economics).
Pengan demikian pernyataan normatif adalah suatu pandangan subjektif atau suatu value judgment. Pernyataan itu bukan mengemukakan pendapat mengenai keadaan yang akan terjadi tetapi mengenai apa yang sebaiknya harus terjadi. Pernyataan "Usaha menaikkan kesejahteraan masyarakat harus dilakukan dengan berusaha agar tambahan pendapatan dinikmati secara merata oleh seluruh penduduk" adalah contoh pernyataan normatif.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Metodologi Ilmu Ekonomi
Ditulis oleh Blogger Koetai
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://kicaulebah.blogspot.com/2010/10/metodologi-ilmu-ekonomi.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Blogger Koetai
Rating Blog 5 dari 5
0 comments:
Post a Comment